Monday, December 28, 2009

One Winged Star

One Winged Star

Pada suatu hari di luar angkasa yang hampa udara Sang Matahari yang agung nan berwibawa kembali mengadakan sebuah kompetisi bintang mana yang paling mampu bersinar terang terhadap Bumi di kala cahaya matahari tidak menjangkau sisi lain dari planet Bumi yang membelakangi Matahari. Bulan ditunjuk sebagai juri untuk menentukan pemenangnya. Hampir semua bintang tampak sangat antusias menyambut tibanya event tersebut untuk ke sekian kalinya. Hanya ada beberapa bintang yang tampak pesimis untuk dapat memenangkan kompetisi prestisius itu.

“Pasti Sirius menang lagi. Ia selalu keluar sebagai pemenang setiap kali Matahari mengadakan perlombaan Bintang Mana yang Paling Terang,” bisik Deneb kepada Mimosa.
Mimosa hanya membuang napas panjang.

“Kau benar sekali. Sia-sia saja kita ikut. Kita tidak akan pernah menang. Hanya buang-buang waktu,” ujarnya menyetujui ucapan Deneb.

Sementara itu di kejauhan sana, Markab bercakap-cakap dengan Gineah.

“Kau mau ikut juga kali ini, Gineah?” tanya Markab pada Gineah.

“Entahlah… Aku sudah mulai memasuki masa akhir hidupku…” Gineah berujar sedih.

“Heh? Benarkah itu? Tapi kau kan baru berumur 1,5 milyar tahun,” seru Markab kaget.

“Aku terlalu berat untuk hidup lebih lama…” terang Gineah.

“Akan kucoba. Bisa jadi ini kesempatan terakhirku,” lanjutnya lagi dengan mata penuh tekad.

Dari posisi ke-empat paling dekat dengan Bumi, Arcturus tertawa girang mengamati anak-anak manusia yang tengah bermain di pantai. Ia memanglah Bintang Kegembiraan, selalu kelihatan gembira tanpa duka.
Sirius, berdiri paling dekat dengan Bumi, tengah dikerubuti oleh bintang-bintang lain.

“Wah, Sirius, aku yakin kamu pasti menang lagi tahun ini,” kata Spica seraya melirik manis pada Sirius.

“Terima kasih atas dukunganmu, Vega. Aku akan berusaha sebaik mungkin,” respon Sirius dengan rendah diri.

“Wah, Sirius, memang yang paling hebat. Selain selalu dinobatkan sebagai bintang malam paling terang bagi Bumi dan penuntun perjalanan laut para manusia, ia juga tidak sombong dan selalu rendah hati,” puji Vega penuh kagum.

Seseorang berdeham amat keras. Semua yang berada dalam kerumunan itu melirik ke arah asal dehaman yang tak lain adalah Altair.

“Aduh, semuanya, aku permisi dulu. Dia memang pencemburu,” jelas Vega sambil mengedipkan sebelah mata pada Sirius lalu beranjak pamit.

Bintang yang lain tertawa.

“Tiga hari lagi perlombaan akan dimulai. Ayo, semuanya, mari kita berusaha semaksimal mungkin untuk memenangkan kompetisi ini,” seru Sirius penuh wibawa.
Semua bintang bersorak penuh semangat.

***

Hari yang ditunggu-tunggu pun tiba. Sirius mendapat kesempatan pertama untuk unjuk gigi, diikuti oleh Canopus, Arcturus, dan lainnya. Peserta yang belum mendapat giliran menonton performa Sirius dengan penuh seksama, berharap bisa melampui kemampuannya menerangi malam Bumi.

Tahun 2061…

Tiba pula-lah giliran bintang pada posisi ke-91 dari Bumi, yaitu Gineah. Tak ada yang memperhatikannya sama sekali. Semua sibuk mengerumuni Sirius yang mereka yakini namanya akan bergaung sebagai pemenang kompetisi kali ini juga.

Aba-aba diberikan pada Gineah untuk bersiap-siap. Malam menjelang pada salah satu sisi Bumi tanda saatnya bagi Gineah untuk menunjukkan kemampuan terbaiknya. Ia berusaha memancarkan cahaya seterang mungkin, mencoba membakar helium yang ia miliki sebanyak mungkin agar mampu memperlihatkan kemilau cahayanya yang paling terang.
Peserta lain akhirnya menoleh, memberi ia sedikit perhatian dan kesempatan untuk mempertontonkan kemampuan terbaiknya. Ada yang mengeluarkan suara “BOO” dan ada pula yang mencelanya secara terang-terangan untuk segera menyerah dari kompetisi karena menurut mereka kemampuannya yang hanya segitu saja pasti tidak akan mampu bersaing dengan Sirius.

Gineah tidak menyerah. Sampai akhirnya sebuah decak ekspresi muncul di wajah Bulan, sebuah decak kagum.

“Manusia Bumi melompat-lompat girang!” serunya kagum.

Semua sibuk bertanya apa yang terjadi, tidak terkecuali Gineah.

Ternyata Komet Halley baru saja melewati permukaan Bumi, menciptakan suatu ilusi bahwa bintang terang malam itu memiliki sayap sebelah. Jelas, Gineah-lah yang ditunjuk sebagai pemenangnya. Peserta-peserta lain bersorak-sorai walaupun dalam hati mereka masih tidak percaya bahwa Gineah telah memenangkan kompetisi kali itu.
Matahari menyambut Gineah sebagai pemenang dan menobatkannya sebagai Bintang Malam Paling Terang Bagi Bumi.

“Kau telah berusaha keras, Nak, dan kau muncul sebagai bintang paling terang di mata para manusia Bumi. Kau juga menyenangkan hati mereka malam ini. Selamat, Gineah,” ucap Matahari gembira.

“Terima kasih banyak, Tuan Matahari,” Gineah berkata penuh haru.

Sirius menghampiri Gineah.

“Sekarang kuserahkan mahkota kebesaran ini padamu. Kau pantas mengenakannya. Selamat, Gineah,” ucap Sirius tersenyum.

“Terima kasih, Sirius. Terima kasih, semuanya.” Gineah tersenyum penuh kebahagiaan.

Altair menatap penuh kagum pada Gineah. Vega berdeham keras di belakangnya.

“Ups,” seru Altair.

Semua bintang tertawa melihat mereka berdua.
Semuanya menikmati kompetisi kali ini. Jelas tujuan Matahari adalah agar semua menikmati kesenangan yang ada seiring waktu berjalan sampai tiba saatnya untuk berpisah, baik bintang maupun para manusia.

Dalam hati Gineah berucap, “Terima kasih, Halley.”

Komet Halley mengedipkan sebelah mata saat melintas di luar Galaksi Bima Sakti.

***

Friday, June 19, 2009

Konbanwa

Konbanwa... Maaf yah, tmn"... Sibuk sana sini jadinya baru isa kasi kabar soal blog ni...
Skrg lg dipersiapkan cerita baru ni..

Sinopsis cerita :
Hinase Yukari, 16, model muda top Jepang.
Yukari tinggal berdua dengan nenek angkatnya. Ia tidak pernah mempercayai apa yang namanya cinta sejati.

Nishikaze Keigo, 17, model terkenal Jepang.
Keigo selalu mencintai kakak tirinya sejak dulu dan mungkin untuk selamanya..

Nah, apakah yang akan terjadi? Apakah cinta akan bersemi di antara mereka?


Tunggu aja post selanjutnya. ^^

Tuesday, November 18, 2008

Hajimemashite!!

This is my first blog so please tolerate any mistake which I may have made. Hohoho.
I post stories I composed by my own hand in order for them to be read online. Hahhaha... Enjoy reading.. Post any comment if you feel like to. ^^
Arigato ne..